Posts Tagged ‘partai golkar’

Menyoal Tragisnya Nasib 45 Juta Rakyat Indonesia Tak Bisa Nyontreng & Kuat Berharap TNI – POLRI Setia Bersama Rakyat Indonesia

 

DIMUAT DI WWW.REDAKSIKATAKAMI.WORDPRESS.COM DAN WWW.THEBLOGKATAKAMI.WORDPRESS.COM

Juga dimuat di (klik saja URL ini) : http://my.barackobama.com/page/community/blog/katakami

 

 

Jakarta 20 APRIL 2009 (KATAKAMI)  Begitu mendengar bahwa sekitar 45 juta rakyat Indonesia tidak bisa memberikan hak suaranya pada perhelatan Pemilu Legislatif 2009 yang lalu, kami sudah tak begitu semangat untuk larut dalam pesta demokrasi.

Kalaupun masih tersisa semangat dan suara yang tetap lantang, semua itu adalah untuk ikut memberikan dorongan dan dukungan kepada Pihak Partai Politik manapun juga yang menawarkan misi baik kepada bangsa, negara dan rakyat Indonesia yaitu PERUBAHAN atau CHANGE.

Dan satu hal, jika patut dapat diduga ada pihak tertentu yang HARE GENE congor alias mulutnya sibuk saja bicara soal KEKUASAAN maka harus diingatkan bahwa republik ini sedang berduka karena tren NYUDO NYUOWO memang terjadi dimana-mana dalam wilayah NKRI.

Masak tega koar-koar soal KEKUASAAN, sementara di Timika saja jenazah dari seluruh korban (tewas) MIMIKA AIR baru dapat ditemukan pada hari Minggu (19/4/2009) ini.

Lalu di beberapa tempat ada musibah yang juga menelan korban, walau tak semua korban itu terenggut nyawanya. Tetapi ada penderitaan dan pengorbanan jiwa, raga, harta dan benda. Ada musibah longsor, lalu ada rombongan yang masuk ke jurang dan guncangan gempa bumi untuk menggoyang Sulawesi Utara.

Jadi, jangankan rakyat Indonesia, alam saja seakan sudah muak mendengar HAWA NAFSU BERKUASA yang patut dapat diduga didengungkan dimana-mana oleh pihak tertentu dengan sangat menggelegar.

Masya Allah !

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Pak Amien Rais yang sedari dulu sangat kritis dan benar-benar mumpuni, tiba-tiba entah atas legitimasi darimana maka bisa mengumpukan kalangan DPW Partai Amanat Nasional (PAN) untuk berkumpul guna menyuarakan dukungan penuh kepada pihak tertentu.

Waktu memang terasa cepat berlalu. Seingat kami, Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) adalah Soetrisno Bachir.

Lantas, atas legitimasi apa seorang Amien Rais bisa membuat hak veto secara tidak veto ?

Jika patut dapat diduga, arah koalisi PAN dan Partai Gerindra yang ditentang oleh Amien Rais misalnya, maka bukankah itu lebih baik dibicarakan secara internal dengan tingkat kerahasiaan yang tinggi.

Kalau belum apa-apa, sudah diumumkan hak veto untuk mengarahkan PAN memberikan dukungan dan berkoalisi dengan pihak tertentu maka patut dapat diduga Amien Rais sudah melakukan sesuatu yang melebihi kewenangannya sebagai sesepuh partai.

Aneh saja kedengarannya jika dalam situasi dimana semua orang menghujat habis-habisan keluguan pihak berwenang dalam penyelenggaraan pesta demokrasi ini – dimana ada 45 juta rakyat Indonesia tidak bisa memilih – tiba-tiba kok ada petir menyambar dari cakrawala yang selama ini terlihat indah nuansa lukisannya.

Ketika barisan Partai Politik merapat ke kediamanan Megawati Sorkarnoputri untuk membicarakan perlunya mengajukan tuntutan hukum terkait berbagai kecurangan dalam Pemilu Legislatif 2009, kami sendiri belum menyadari bahwa patut dapat diduga salah satu cara untuk menggembosi PDI Perjuangan dan sejumlah partai politik lain yang sangat kuat dukungannya di daerah tertentu maka di daerah itulah basis dukungan massa tidak akan mendapat kartu pemilih.

 

 

 

Patut dapat diduga, ada kesengajaan untuk membiarkan massa PDI Perjuangan dan sejumlah partai politik seperti Partai Golkar, Partai Gerindra dan Partai Hanura, tidak bisa memberikan hak suaranya karena kisruh soal tidak tercantumnya nama mereka dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Patut dapat diduga, jika pada akhirnya KETAHUAN bahwa kisruh soal DPT ini dipermasalahkan maka pihak tertentu akan AMAN SENTOSA dari segala tudingan dan bisa bersandiwara untuk seolah-olah prihatin atas situasi ini.

Keterlaluan sekali cara-cara yang patut dapat diduga memang ditempuh untuk menggembosi suara PDI Perjuangan yang paling utama, agar perolehan suara partai politik yang dipimpin Megawati Soekarnoputri anjlok.

Yang benar saja, Jek !

Ada moralnya atau tidak, pihak-pihak yang patut dapat diduga sengaja merancang semua situasi ini agar 45 juta orang tidak bisa memilih.

Ini sudah melebihi batas kepatutan dan kewajaran karena patut dapat diduga kepanikan pihak tertentu jika dikalahkan oleh PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra dan Partai Hanura maka segala cara akan dihalalkan.

Dan sekarang, karena ternyata kisruh soal gunjang ganjing DPT ini dipermasalahkan, lihatlah manisnya kata-kata yang mengatakan, “Masalah DPT ini akan diperbaiki dalam penyelenggaraan Pemilu Pilpres 2009”.

Luar biasa !

Kalau kami yang ditanya maka kami akan menyampaikan opini bahwa membiarkan 45 juta rakyat Indonesia tidak memilih maka patut dapat diduga itu adalah PELANGGARAN HAM dan KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN.

Tak cuma KOMNAS HAM, dengan tingkat KEJAHATAN yang sudah sangat separah ini maka sebenarnya KOMISI HAM PBB atau MAHKAMAH INTERNASIONAL sudah bisa dimungkinkan untuk diundang guna mencermati indikasi yang sangat memprihatinkan ini.

Bukan main-main, angka yang tidak bisa memilih itu adalah 45 juta orang !

Busyet deh, kok tidak tahu malu ya jika masa persiapan yang selama ini diberikan untuk menyiapkan penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2009 bisa sangat fatal akibat dari kelalaian itu.

Ini patut dapat diduga memang kelalaian atau kesengajaan ?

Kalau patut dapat diduga semua atraksi politik ini adalah sebuah kesengajaan maka patut dapat diduga aktor intelektual dibalik semua kisruh yang mengorbankan HAK SUARA dari 45 juta rakyat Indonesia ini layak untuk diajukan ke Mahkamah Internasional karena melakukan KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN.

Ini bukan pelanggaran kecil !

Ini bukan kelalaian yang sepele !

Ini bukan kesalahan yang bisa dimaafkan begitu saja dan dibiarkan untuk berlalu tanpa beban.

Jika patut dapat diduga, ada pihak tertentu yang memang mau MENGGEMBOSI PDI Perjuangan, Partai Hanura dan Partai Gerindra maka sebaiknya disarankan untuk menyadari bahwa kita ini hidup di dunia hanya sementara. Harta benda, jabatan dan kekuasaan tidak akan dibawa sampai MATI. Sehingga, janganlah ada yang kalap kesetanan akibat silaunya sinar kekuasaan.

Jika patut dapat diduga, ada pihak tertentu yang memang mau MENGGEMBOSI PDI Perjuangan, Partai Hanura dan Partai Gerindra maka sebaiknya diberitahu bahwa cara-cara yang disetting seperti ini membuat rakyat muak luar biasa.

Tutup mulut bagi siapapun juga yang patut dapat diduga sudah membludak gejolak hawa nafsu untuk berkuasa dalam situasi yang serba prihatin.

Marilah kita hitung, berapa jumlah rakyat Indonesia yang sudah mati, selama 4 bulan terakhir ini.

(Korban tewas Tsunami di NAD, Des 2004)

Marilah kita hitung, berapa jumlah rakyat Indonesia yang sudah mati selama 5 tahun terakhir ini.

Lho, kok tidak ada rasa prihatin sedikitpun ?

Lho, kok enteng saja mendengar kabar yang sangat memilukan dari berbagai wilayah di Indonesia ?

Ingatlah lirik lagu dari Ebiet G. Ade :

“Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita. Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mudah enggan, bersahabat dengan kita. Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang !”

Kecil sekali nyali dan kemampuan diri untuk bertarung dalam arti yang sesungguhnya kalau dalam menghadapi seorang Megawati Soekarnoputri saja patut dapat diduga dilakukan berbagai kecurangan yang sudah sangat melebihi batas kewajaran.

Masak tidak malu kepada Megawati.

Malu dong !

Lima tahun Megawati turun ke bawah dan merangkul rakyat dengan sifat keibuan. Ia mau mendengarkan keluhan rakyat “DI BAWAH”. Dan itu bukan cuma sekedar seremoni, panen raya, lalu padi diangkat dan tersenyum lebar saat difoto atau diambil gambarnya oleh kamera televisi agar masuk ke berbagai media massa.

Lalu, ketika Wiranto dan Prabowo juga turun “KE BAWAH” untuk merangkul massa di berbagai pelosok daerah, mereka tak bisa disalahkan kalau ternyata ada diantara rakyat Indonesia yang menginginkan Jenderal-Jenderal ini untuk memimpin.

Rasanya, sudah malas untuk mengikuti pergerakan politik praktis di Indonesia pada saat ini.

Harapan rakyat sekarang tertuju pada TNI – POLRI saja.

Yaitu agar situasi keamanan di seluruh wilayah nusantara ini tetap terjaga dengan baik.

Jangan ada PERWIRA TINGGI TNI – POLRI yang patut dapat diduga menjual dirinya kepada pihak tertentu demi jabatan yang lebih tinggi, sehingga pada prakteknya sebagai barter atas janji jabatan tadi maka patut dapat diduga diberi tugas “MISSION IMPOSSIBLE” untuk menyikut parpol lain agar kemenangan jatuh ke tangan pihak tertentu saja.

Saat Pak Harto berada di ujung kekuasaannya (1998), patut dapat diduga Jenderal Besar ini menggunakan politik pecah belah atau devide et ampera di dalam internal TNI misalnya.

Saat itu, Jenderal Wiranto menjabat sebagai Menhankam / Panglima ABRI. Dan Jenderal Soebagyo HS menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

Tahukah apa yang terjadi pada saat itu ?

Patut dapat diduga, Pak Harto memang mengetahui bahwa Jenderal Wiranto adalah figur yang setia dan dapat diandalkan. Tetapi di belakang Wiranto, ternyata ditawarkan kepada Jenderal Soebagyo untuk menjadi KEPALA STAF GABUNGAN, sehingga jika pos jabatan ini yang dihidupkan maka jabatan Panglima TNI dan ketiga Kepala Staf Angkatan (KSAD, KSAU dan KSAL) harus ditiadakan karena semua akan melebur dalam satu posisi yaitu KEPALA STAF GABUNGAN.

Ketika itu, Jenderal Soebagyo HS menolak tawaran tersebut untuk menjaga soliditas didalam tubuh TNI yang sangat dicintainya.

Pendirian dari Jenderal Soebagyo HS ini, patut diacungi jempol dan sungguh tercatat dengan tinta emas. Ia tak mudah dirayu oleh silaunya jabatan. Dan ia tak mudah diseret ke tengah arus zaman yang akan membuatnya tenggelam dalam gelombang kemarahan para perwira tinggi yang bisa dikorbankan jika Jenderal Soebagyo HS tergiur oleh jabatan.

Ketika Pak Harto sudah lengser, kejadian yang serupa tapi tak sama pernah terjadi beberapa tahun kemudian.

Letjen TNI Johny Lumintang sempat ditawari untuk menjadi semacam KEPALA STAF GABUNGAN TNI juga. Tetapi, hal itu cepat diantisipasi oleh jajaran TNI agar jangan ada perpecahan diantara mereka.

Hikmah yang bisa diambil dari beberapa peristiwa semacam itu adalah penguasa yang merasa kuatir bila kekuasaannya berakhir (padahal ia masih sangat ngotot untuk terus berkuasa), maka patut dapat diduga ia akan mencoba untuk menawarkan jabatan-jabatan yang tinggi dan prestisius kepada PERWIRA TINGGI tertentu yang mudah dijadikan PION KEKUASAAN untuk mempertahankan tahta raja diraja yaitu tahta di puncak kekuasaan.

Bayangkan, peristiwa yang terjadi pada Jenderal Soebagyo HS tadi !

Jika Jenderal Soebagyo HS bersedia menerima tawaran dari Pak Harto maka patut dapat diduga ada sedikitnya 3 sampai 4 orang JENDERAL BERBINTANG 4 yang harus dilengserkan secara paksa untuk menjadi pengangguran.

Padahal waktu itu, Jenderal Wiranto bekerja dengan sangat baik. Tetapi ternyata diam-diam, ada tawaran sedemikian rupa kepada Jenderal Soebagyo HS.

Keteguhan Jenderal Soebagyo HS menjaga jatidirinya sebagai prajurit TNI sejati yang saptamargais, akan selalu dikenang secara manis. Dan kini, Jenderal Soebagyo HS malah bergabung dengan Jenderal Wiranto untuk mendirikan dan membesarkan PARTAI HANURA.

Yang ingin disampaikan disini kepada Jajaran TNI – POLRI, jangan pernah mau untuk mudah tergiur oleh JANJI-JANJI MULUK untuk memberikan posisi lebih tinggi dan lebih prestisius.

Sebagai, dalam situasi perpolitikan yang sangat memanas misalnya, patut dapat diduga dibalik pemberian janji-janji muluk tadi maka patut dapat diduga akan ada pemaksaan kehendak dan arogansi kekuasaan agar pihak tertentu dimenangkan (apapun caranya !).

TNI – POLRI harus mengingat secara baik bahwa jatidiri mereka ada bersama-sama dengan rakyat.

Apa yang terbaik bagi rakyat, maka perlu diingatkan sekali lagi bahwa itulah yang terbaik bagi TNI – POLRI.

Jangan mau dan jangan pernah terpikir untuk silau pada kekuasaan.

Amankan Indonesia dengan sebaik-baiknya.

Pastikan bahwa ancaman gangguan keamanan di berbagai daerah, tidak akan pernah bisa terjadi seturut kehendak pihak tertentu yang patut dapat diduga mau membuat situasi menjadi kacau balau atau CHAOS.

Bela dan lindungi rakyat Indonesia !

Bela dan pastikan TNI – POLRI akan berada di tengah rakyat yang mendambakan pesta demokrasi yang sungguh jujur, adil dan penuh tanggung-jawab sejati.

Percayalah, tak akan ada manusia manapun yang bisa memaksakan kehendaknya untuk terus menjadi penguasa jagad raya jika ternyata Tuhan berkehendak lain.

Untuk menutup tulisan ini, kami ingin mengingatkan juga kepada LAKSAMANA PURNAWIRAWAN WIDODO ADI SUCIPTO yang saat ini menjadi Menkopolhukkam dan patut dapat diduga tetap menjadi TIM SUKSES SBY.

Ingatlah Pak Wid, apa yang pernah terjadi pada bulan Juli 2001.

Saat itu, Laksamana Widodo AS menjabat sebagai PANGLIMA TNI. Pada suatu malam, ia dipanggil menghadap ke pusat kekuasaan bersama MENKOPOLKAM Agum Gumelar.

Kedua Jenderal ini dipanggil untuk memberikan dukungan kepada pihak penguasa yang akan mengeluarkan DEKRIT PRESIDEN, antara lain akan membubarkan parlemen (DPR-RI).

Kami sebenarnya mengetahui detail isi pembicaraan saat kedua Jenderal ini berbicara kepada pihak penguasa saat itu. Tapi, sungguh kami mohon maaf karena tidak etis jika kami uraikan disini.

Intinya, MENKOPOLKAM & PANGLIMA TNI secara tegas dan lugas menyampaikan secara langsung bahwa mereka ada di pihak rakyat dan bukan di pihak penguasa, sehingga … apa boleh buat, harus berpisah di tengah jalan !

Muara dari semua keberanian untuk berpihak pada rakyat dan mengedepankan kepentingan bangsa diatas segala-galanya, tidak akan pernah sia-sia.

Terbukti bahwa tidak lama setelah Agum Gumelar dan Widodo AS menghadap pihak penguasa saat itu, pemerintahan memang akhirnya berganti.

Akan selalu ada kebanggaan dalam diri PRAJURIT TNI (termasuk juga POLRI), jika mereka berani mengambil sikap yang tegas dan jelas arahnya yaitu tidak akan membiarkan rakyat Indonesia dikorbankan oleh kekuasaan dan hawa nafsu untuk terus berkuasa (tetapi patut patut dapat diduga menghalalkan segala cara).

TNI – POLRI, jangan pernah meninggalkan rakyat Indonesia.

Yakinlah bahwa apapun yang akan terjadi di negara ini, TNI – POLRI adalah satu-satunya tiang atau pilar yang kokoh bagi rakyat Indonesia yang membutuhkan pelindung dan pendamping.

Tingkatkan kewaspadaan dan semangat bertugas yang semurni-murninya memang untuk kepentingan bangsa, negara dan rakyat Indonesia. Terutama POLRI, tetaplah menjadi pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.

Jangan, walau hanya sedikit atau sekalipun juga, jangan … sekali lagi jangan tinggalkan rakyat Indonesia.

Apa yang terbaik bagi rakyat maka itulah yang terbaik bagi TNI – POLRI. Pasanglah mata dan telinga, cermati situasi yang terjadi saat ini dan segala kemungkinan terburuk yang patut dapat diduga bisa terjadi dalam kurun waktu 3 bulan ini yaitu sampai menjelang pelaksanaan Pemilu Pilpres 2009.

Tegakah, TNI – POLRI jika ada 45 juta rakyat Indonesia yang dikebiri atau diamputasi HAK SUARANYA dengan cara yang patut dapat diduga sangat canggih keluguannya seperti ini ?

Tegakah, TNI – POLRI jika patut dapat diduga ada pihak tertentu yang harusnya memperoleh suara JAUH LEBIH BESAR dari yang diperolehnya saat ini karena patut dapat diduga perolehan suara mereka dirampok oleh kucing-kucing garong ?

Jangan, TNI – POLRI jangan pernah tega membiarkan kami, rakyat Indonesia menahan pedih dan airmata saat kebenaran dan keadilan sudah terlepas dari genggaman tangan anak-anak bangsa yang rindu akan perubahan.

Jangan, TNI – POLRI jangan memalingkan wajahnya dari tatapan mata kami, rakyat Indonesia yang begitu memerlukan tempat perlindungan yang memang sangat dapat dipercaya oleh anak-anak bangsa INDONESIA yang sudah lelah melihat, mendengar dan merasakan begitu banyak kesakitan-kesakitan dalam perjalanan kehidupan kita berbangsa dan bernegara.

Sebab, pesta demokrasi ini patut dapat diduga sudah bukan merupakan sebuah pesta demokrasi lagi dimata mayoritas rakyat Indonesia.

Tetapi patut dapat diduga, sudah menjadi PESTA AROGANSI.

Empatpuluh lima juta rakyat Indonesia terpekur pada saat ini karena sulit sekali untuk dipercaya bahwa 11 tahun reformasi, patut dapat diduga AROGANSI KEKUASAAN itu masih merajalela.

 

 

(MS)

 

 

  

Secercah Harapan Koalisi Merah Putih Megawati, Wiranto, Prabowo, Soetrisno Bachir, Rizal Ramli & Suryadharma Ali. Awas Terkecoh Untuk Golkar – PKS !

 We Say No To Cyber Crime 1 a NEW041 a flags_135

Dimuat juga di WWW.KATAKAMI.COM dan WWW.REDAKSIKATAKAMI.WORDPRESS.COM

JAKARTA 13 APRIL 2009 (KATAKAMI)  Entah darimana asalnya istilah Golden Brigde dan Golden Triangle yang menggambarkan koalisi dari dua kubu yang diperkirakan akan mendominasi percaturan politik nasional. Dan rasanya, menggunakan istilah ini saja agak kurang sreg dihati. Selain karena terlalu berbau kebarat-baratan, julukan inipun tak jelas kemana arahnya.

Kami lebih suka menggunakan istilah Koalisi Merah Putih dan Koalisi Merah Putih Plus untuk menggambarkan peta kekuatan politik pasca pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009. Dan kami lebih fokus untuk mengulas perkembangan dari pergerakan para tokoh nasional yang dispekulasikan memang “berjodoh” untuk bergabung dalam Koalisi Merah Putih yaitu Megawati, Prabowo, Wiranto, Rizal Ramli, Soetrisno Bachir dan Suryadharma Ali.

Sejak akhir pekan lalu, komunikasi politik terus dijalin oleh sejumlah tokoh nasional yaitu Megawati Soekarnoputri, Wiranto, Prabowo Subianto, M. Jusuf Kalla, Suryadharma Ali, Rizal Ramli dan lainnya.

Inilah sejumlah tokoh yang diharapkan bisa secara cepat melakukan penjajakan untuk merintis perjodohan “KOALISI MERAH PUTIH”

Prabowo Subianto bertemu Wiranto, Senin (13/4/2009)

Kalau akhir pekan lalu, Wiranto bertemu Megawati maka hari Senin (13/4/2009) ini Wiranto bertemu Prabowo Subianto dari Partai Gerindra.

Lalu, hari Senin inipun Megawati telah bertemu dengan Rizal Ramli.

Semua komunikasi politik ini begitu dinamis, sehat dan  menumbuhkan secercah harapan di hati rakyat Indonesia.

Yaitu, harapan agar semua pertemuan itu tak sekedar hanya basa-basi yang tak bermakna dan tak mendatangkan manfaat apapun untuk Indonesia.

Pada barisan KOALISI MERAH PUTIH inilah, diharapkan ada spirit untuk melanjutkan visi dan misi tentang perlunya PERUBAHAN ke arah yang jauh lebih baik untuk INDONESIA.

A cheering crowd in Strasbourg, France, reaches out to shake hands April 3, 2009, with Pres. ObamaPresident Barack Obama lifts up a baby during his visit with U.S. Embassy staff and their families

CHANGE, We Can ?

Kalau Obama tidak mencantumkan tanda tanya dibelakang slogan “YES,WE CAN CHANGE” pada saat maju mengikuti Pilpres 2008 di AS maka tidak demikian di Indonesia.

PERUBAHAN, emangnya (kita) bisa ?

 slogan presiden barack obama saat mengikuti pilpres 2008 di as,  yes we can change1 a we want change

Kenapa Tidak ? PERUBAHAN yang niatnya memang baik untuk mensejahterakan dan membuat rakyat Indonesia menjadi lebih bahagia, maka segala langkah yang memang positif patut didukung dan direalisasikan.

Prosentase perolehan suara yang diraih masing-masing parpol menentukan posisi tawar dalam menjalin KOALISI. Tetapi melihat kecilnya “NASIB” dari perolehan suara sejumlah parpol pada Pemilu Legislatif 2009 maka realita ini memupuskan harapan dari sejumlah tokoh untuk menjadi CAPRES.

Ketentuan atau syarat perolehan suara 20% untuk bisa mengajukan CAPRES – CAWAPRES dari masing-masing parpol, memaksa parpol-parpol untuk aktif merintis terjalinkan KOALISI tadi.

MegawatiMegawati Soekarnoputri

Besar kemungkinan, Megawati akan menjadi figur terkuat yang bisa dicalonkan sebagai CAPRES. Disini dibutuhkan dukungan dari parpol-parpol yang visi dan misinya sama bagi terwujudnya potret Indonesia yang jauh lebih baik di masa depan.

Dimajukannya Megawati sebagai CAPRES 2009 dari gabungan sejumlah parpol, hendaknya jangan membuat tokoh lain menjadi terusik kejernihan dan ketenangan hatinya karena ambisi politik mereka tak kesampaian.

Mari, merapatkan barisan demi mencapai sebuah tujuan yang jauh lebih besar dan berarti bagi kepentingan bangsa, negara dan rakyat Indonesia.

Jangan ada ganjalan apapun dalam merintis KOALISI tersebut.

WirantoPrabowoSoetrisno BachirPPP

Peran dan keberadaan Wiranto, Prabowo Subianto, Soetrisno Bachir, Rizal Ramli dan sebenarnya termasuk JK, sangat strategis.

Wiranto dan Prabowo Subianto, dua figur yang mutlak mengapit langkah Megawati menapaki tangga Pemilu Pilpres 2009.

Wiranto dan Prabowo Subianto harus cermat dan jeli sekali dalam membuat hitung-hitungan politik. Jangan ragu untuk mengalah atau mengorbankan sedikit saja dari ambisi politik pribadi.

Ingat, ambisi itu jangan diartikan secara sempit atau negatif.

Setiap politisi memang harus punya ambisi. Dan ambisi adalah sesuatu yang sah dan wajib dimiliki oleh masing-masing politisi. Tetapi, kadarnya yang tidak boleh dibiarkan menjadi sangat berlebihan.

Lobi politik harus dilakukan secara terbuka dan sehat.  

Megawati dalam kampanye PDI Perjuangan

Megawati harus menyadari tingginya peran dari sejumlah parpol untuk memperkuat barisan PDI Perjuangan menyongsong Pilpres 2009. Sehingga, jangan ada sekat-sekat yang menjadi penghambat tercapainya KOALISI tadi.

Setiap KOALISI, memerlukan kesepakatan tertentu yang menjadi “win win solution”.

Berikan, yang memang diminta dan wajar untuk diberikan (tanpa harus menjadi beban yang akan merugikan Megawati jika terpilih menjadi Presiden periode 2009-2014).

JK dalam kampanye Partai Golkar

Sayang, Ketua Umum DPP Partai Golkar M. Jusuf Kalla kini terpaksa berada di persimpangan jalan. Dengan perolehan suara yang hampir menembus angka 15 %, sebenarnya JK tinggal meminang satu parpol yang bisa menambah persyaratan untuk bisa mengajukan CAPRES – CAWAPRES dari Partai Golkar.

Tetapi dari berbagai pemberitaan media massa, patut dapat diduga Partai Golkar akan merapat kepada “jodohnya” yang lama.

Tanda-tanda ke arah sana sudah ada !

Belum apa-apa, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah terlanjur gegap gempita mengumumkan penegasan mereka bahwa PKS akan KOALISI hanya dengan Partai Demokrat, tiba-tiba hari Senini (13/4/2009) ini mengisyaratkan sebuah ancaman yang serius yaitu mundur dari KOALISI dengan Partai Demokrat jika Partai Golkar masuk dalam koalisi dengan Partai Demokrat.

Disinilah dibutuhkan kematangan dalam berpolitik !

Disinilah dibutuhkan kecerdikan dalam berpolitik !

Disinilah dibutuhkan pengalaman dalam berpolitik (terutama untuk menyadari apakah pihak lain adalah kawan yang sesungguhnya dalam politik itu sendiri, atau hanya basa-basi saja untuk menjadi kawan agar jangan “kalah set” dengan pihak oposisi yang mulai merapatkan barisan dengan parpol lain).

Patut dapat diduga, ambisi politik PKS adalah mengantarkan figur Hidayat Nur Wahid menjadi CAWAPRES untuk SBY.

Ya, boleh-boleh saja berambisi seperti itu !

Tetapi yang harus disadari oleh PKS adalah prosentase suara mereka jauh dibawah Partai Golkar.

Siapapun juga parpol yang menghadapi situasi yang seperti berada di persimpangan jalan, akan sangat WELCOME menyambut koalisi dengan Partai Golkar.

Patut dapat diduga, Partai Demokrat tidak akan berani hanya BERKOALISI Dengan PKS yang memang sudah diketahui sebagai Partai Berbasis Religius. Terlalu riskan buat Demokrat untuk mau hanya berjodoh dengan PKS, walaupun nama Hidayat Nur Wahid dipasangkan sebagai CAWAPRES bagi SBY.

Indonesia, sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar didunia ini sangat majemuk sifat dan keberadaaannya. Warna keagamaan yang sangat kental dan kuat dari tampilan PKS, patut dapat diduga akan sangat sulit diterima oleh mayoritas rakyat Indonesia yang datang dari beraneka ragam suku, agama, ras dan golongan.

Dan kalau PKS ngotot agar Partai Demokrat hanya berkoalisi dengan mereka, maka sebaiknya disarankan agar tidak terlalu polos-polos amat dalam berpolitik.

 

 

Patut dapat diduga, akan ada 3 kandidat CAWAPRES yang akan dipertimbangkan SBY yaitu M. JUSUF KALLA, Hidayat Nur Wahid atau Sri Mulyani.

Ya, SBY berada di persimpangan jalan untuk menentukan bakal calon orang nomor dua yang akan dipimpinnya. Nama Sri Mulyani mendadak dilempar ke bursa pencalonan beberapa bulan terakhir ini. Walau sebenarnya kalau mau jujur, patut dapat diduga nama Seri Mulyani ini tidak akan laku dijual sebagai kandidat CAWAPRES. Tetapi sejumlah kangan, mendukung duet SBY – Ani (Menteri).

Kans menjadi CAWAPRES itu sangat kuat pada figur JK atau Hidayat Nur Wahid.

Tetapi ini memang benar akan menjadi figur yang paling kuat peluangnya menjadi CAWAPRES SBY, kalau KOALISI MERAH PUTIH PLUS memang bisa direalisasikan.

Agar tidak kehilangan dukungan dari Partai Golkar dan PKS pagi-pagi buta seperti ini, patut dapat diduga SBY akan manggut sana manggut sini dalam memberikan sinyal perjodohan politik kepada JK dan Hidayat.

Patut dapat diduga, kepada JK diberikan isyarat berjodoh kembali, dan kepada Hidayat diberikan isyarat untuk meminang Ketua MPR-RI ini menjadi CAWAPRES SBY.

Patut dapat diduga, SBY tak akan pernah berani menunjukkan ketegasan bahwa ia tak bersedia koalisi dengan JK atau tak bersedia berkoalisi dengan PKS.

Patut dapat diduga, SBY sekarang ketakutan jika barisannya GEMBOS di tengah jalan seandainya ada parpol yang sudah “dielus-elus” untuk mau berkoalisi tetapi mendadak mengundurkan diri.

Patut dapat diduga, sampai detik terakhir didaftarkannya nama CAPRES – CAWAPRES dari Partai Demokrat, maka sampai detik itu pulalah SBY baru akan mengambil sikap.

Tinggallah disini, JK dan Hidayat Nur Wahid yang digantung nasibnya.

Bersiap-siaplah, JK dan Hidayat Nur Wahid dibuat mengawang-awang peluangnya.

Jangan katakan bahwa SBY tidak pernah mengingkari janji. SBY pernah mengingkari janji. Jangan katakan bahwa SBY tidak berani membatalkan janjinya di tengah jalan secara mendadak dan sepihak.

Sumber KATAKAMI menyebutkan bahwa saat pemilihan Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada akhir bulan Desember 2007 misalnya, SBY berjanji kepada Wapres JK bahwa Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin yang akan menjadi KSAD.

Sumber KATAKAMI menyebutkan juga bahwa kepada Letjen. Sjafrie Sjamsoeddin pun, tanda-tanda untuk dipilih menjadi KSAD itu diberikan.

Tetapi apa yang terjadi ? Menit-menit terakhir, SBY memilih Agustadi Sasongko Purnomo yang menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Dan SBY, hanya mengutus “orang kepercayaannya” untuk datang ke rumah dinas Wapres JK guna menyampaikan keputusan SBY yang berubah dari kesepakatan semula.

SBY tidak menelepon JK secara langsung !

Sumber KATAKAMI menyebutkan, SBY juga pernah berjanji untuk memberikan dukungan kepada Wiranto guna menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Dan itu disampaikannya secara langsung kepada Wiranto, pasca terpilihnya SBY sebagai Presiden RI periode 2004-2009.

Tetapi apa yang terjadi ? Janji-janji ternyata tinggal janji.

SBY pernah menjanjikan langsung kepada Jenderal Ryamizard Ryacudu untuk menjadi Panglima TNI, pasca terpilihnya SBY sebagai Presiden RI.

Jenderal Ryamizard Ryacudu menyampaikan langsung kepada Pemimpin Redaksi KATAKAMI Mega Simarmata pada bulan November 2004 bahwa ia telah diundang datang ke Istana Kepresidenan untuk bertemu dengan SBY.

Dalam pertemuan itu, SBY memeluk Ryamizard dan mengatakan bahwa SBY tetap seperti yang dulu yaitu sebagai sahabat baik Ryamizard. Lalu SBY menegaskan kepada Ryamizard bahwa Ryamizard yang tetap akan didukung menjadi Panglima TNI.

Tetapi apa yang terjadi ? Setelah pertemuan itu, tidak ada lagi konfirmasi lebih lanjut dari SBY kepada Ryamizard. Ryamizard digantung nasibnya selama 1,5 tahun dan akhirnya SBY memilih Marsekal Djoko Suyanto untuk menjadi PANGLIMA TNI.

Lalu kalau kita simak pernyataan dari SBY baru-baru ini bahwa dibutuhkan KONTRAK POLITIK dalam menjalin KOALISI, maka patut dapat diduga KONTRAK POLITIK itu tak akan ada gunanya bagi seorang SBY.

Mengapa ?

Ketika SBY sepakat berpasangan dengan JK menjadi CAPRES – CAWAPRES, kedua tokoh ini membuat KONTRAK POLITIK yang wajib disepakati bila mereka menang.

Tetapi apa yang terjadi ? JK pernah sangat tidak enak hati kepada SBY karena pada suatu periode, JK merasa dikhianati karena SBY memasuki wilayah tugas yang sudah disepakati dalam KONTRAK POLITIK mereka.

Jusuf Kalla dengan para Petinggi Partai Golkar

JK sampai harus membawa KONTRAK POLITIK itu, saat datang menemui SBY di Kantor Kepresidenan beberapa tahun lalu untuk memprotes tindakan SBY.

Artinya, bukan tidak pernah SBY mengingkari janji tetapi patut dapat diduga CAPRES yang akan maju untuk MASA KEKUASAAN yang kedua – dimana pada MASA KEKUASAAN yang kedua itu akan mengantarkan SBY memerintah selama 10 TAHUN di negara ini – tetapi dalam realitanya patut dapat diduga SBY memang pernah ingkar janji.

Kurang apalagi JK, dalam menjalin koalisi dengan SBY selama 5 tahun terakhir ini ? JK, sebagai Ketua Umum Partai Golkar, patut dapat diduga kerap kali harus tampil sebagai “dewa penyalamat untuk mengamankan kebijakan-kebijakan PEMERINTAH yang dipertentangkan atau dipermasalahkan di LEGISLATIF.

Dengan posisi tawar yang sangat kuat seperti itupun, patut dapat diduga SBY berani ingkar janji.

Kurang apalagi Wiranto ?

Sebab secara history atau lembaran sejarah pengabdian Wiranto  – SBY sebagai prajurit TNI, Wiranto adalah SENIOR dan mantan atasan dari SBY. Tetapi, patut dapat diduga rekam jejak yang menempatkan Wiranto sebagai SENIOR dan mantan atasan saja bisa dikhianati terkait janji dukungan bagi Wiranto untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Itulah sebabnya, kami sempat menyinggung diatas bahwa dalam berpolitik dengan SBY maka patut dapat diduga semua kemungkinan terburuk bisa terjadi.

Entah itu terhadap Partai Golkar atau PKS !

Sehingga, pandai-pandailah mengambil keputusan yang besar pasca pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009.

Kalau posisi tawar PKS adalah WAJIB HUKUM-nya bagi SBY untuk memilih Hidayat Nur Wahid sebagai CAWAPRES bagi SBY kalau mau berkoalisi maka patut dapat diduga PKS harus bersiap-siap untuk terkejut jika ada sesuatu yang bertolak-belakang terjadi yaitu SBY tidak akan memilih Hidayat Nur Wahid sebagai CAWAPRES.

Tetapi, karena kuatir terhadap larinya PKS ke kubu lain atau PKS berkoalisi secara cerdas dengan parpol tertentu agar bisa mencalonkan CAPRES – CAWAPRES yang berbeda, maka patut dapat diduga SBY memang sengaja mengelus-elus PKS agar jinak dan duduk manis menunggu keputusan SBY sampai batas waktu yang terakhir pendaftaran CAPRES – CAWAPRES ke KPU.

Begitupun sebaliknya dengan Partai Golkar, harus sangat siap-siap jika ada keputusan yang mengecewakan bahwa JK tidak akan dipilih sebagai CAWAPRES walaupun prosentase suara Partai Golkar sangat besar dibandingkan PKS.

1 sangdwiwarna

Percaturan politik memang akan semakin panas beberapa waktu ke depan ini.

Kami tetap mendukung dijalinnya KOALISI MERAH PUTIH antara PDI Perjuangan, dengan Partai Gerindra, Partai Hanura dan sejumlah PARPOL lain yang sama visi serta misinya dengan PDIP.

Megawati bukan tipe yang suka umbar janji atau ingkar janji.

Putri sulung Bung Karno ini, setahu kami sangat konsisten dengan janji-janjinya. Ia tak pernah mau mempermainkan perasaan atau ambisi politik pihak manapun dengan cara menggunting dalam lipatan.

Sehingga akan sangat aman bagi siapapun dalam berkoalisi dengan Megawati bersama PDI Perjuangan. Jika ada kesungkanan untuk tawar-menawar politik dengan Megawati secara langsung, tokoh-tokoh semacam Prabowo, Wiranto, Rizal Ramli, Soetrisno Bachir, Suryadharma Ali dan siapapun juga, bisa melakukan komunikasi politik lewat Taufiq Kiemas selaku Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan – yang juga merupakan suami dari Megawati sendiri -.

Gentlement Agreement !

Ya, dalam berpolitik dibutuhkan kesepakatan yang teguh berkibar dan wajib ditepati.

Maka dari itu, semua tokoh dan parpol yang menjalin komunikasi politik harus pandai-pandai mencermati perkembangan zaman dan banyak menerima referensi yang menyeluruh mengenai pihak yang sedang dijajaki koalisinya.

Jangan terkecoh. Jangan kecewakan suara pemilih anda di seluruh Indonesia. Sudah capek-capek membesarkan parpol dan mendapatkan hasil terbaik dalam Pemilu Legislatif 2009 misalnya, ternyata ambisi politik untuk duduk dalam KEKUASAAAN mendadak kandas karena ada yang ingkar janji.

Paling banter, akan diberi beberapa kursi dalam KABINET.

Jadi bayangkan, sudah susah payah membesarkan partai dan kerja keras memperoleh hasil yang maksimal dalam Pemilu Legislatif 2009, ternyata patut dapat diduga hanya untuk mengantar segelintir orang per orang saja menjadi MENTERI dan pengurus parpol yang lain hanya GIGIT JARI.

Bayangkan, betapa nikmatnya menjadi MENTERI. Hidup mewah, gaji tinggi, fasilitas sangat lengkap dan penuh dengan berbagai nuansa kehidupan yang sangat “adem” di pusat kekuasaan.

Iya kalau dari hasil gaji sebagai MENTERI itu, pengurus parpol kecipratan rezeki setiap bulannya selama masa bakti 5 tahun di kabinet.

Iya kalau dari hasil gaji sebagai MENTERI itu, ada sumbangan rutin kepada kas PARPOL minimal 50 persen dari GAJI “take home pay” sebagai MENTERI.

Bagaimana kalau misalnya patut dapat diduga KADER PARPOL yang direferensikan sebagai MENTERI itu, justru menikmati sendiri kenikmatan sebagai bagian dari eksekutif ?

Jadi, janganlah ada yang terlalu polos-polos amat atau lugu-lugu amat dalam berpolitik. Politik itu kejam. Dan didunia ini, tidak ada yang abadi. Sebab, yang abadi itu hanyalah KEPENTINGAN.

Lanjutkanlah berbagai komunikasi politik yang terbaik dengan muara yang fokusnya pada keteguhan sikap untuk mengedepankan kepentingan bangsa diatas segala-galanya. Tetapi, tetaplah mencermati semua kemungkinan dan kabar apapun yang sangat signifkan untuk didengar. Sebab patut dapati diduga PEMILU LEGISLATIF 2009 ini memang penuh kecurangan yang sangat menyakitkan hati dan mencoreng proses demokratisasi di Indonesia.

Waspadai terjadinya kejahatan teknologi dan berbagai bentuk pelanggaran saat dilaksanakannya PEMILU LEGISLATIF 2009 karena patut dapat diduga ada pihak tertentu yang memang dimungkinkan menghalalkan segala cara.

Jangan tutup semua peluang bagi siapapu juga yang memiliki informasi sangat berharga untuk diketahui oleh RAKYAT INDONESIA.

Katakan tidak pada cara-cara berpolitik yang kotor, curang dan sangat tidak kredibel.

Katakan YA, pada PERUBAHAN kepada INDONESIA YANG LEBIH lewat cara-cara berpolitik yang sportif, jujur, adil dan bermoral.

 

 

(MS) 

ilustration pictureilustration picture

Jangan Ada Yang Bergaya KUCING GARONG, Jika Sebenarnya PDIP – Partai Golkar Menang, Bukankah Harusnya Dihormati ? Belajarlah Dari Thailand & Italia !

1 a flags_135happy_easter_anim_opt2.gif Happy Easter Animated 2 image by Fingolfineupdated 

Dimuat di WWW.KATAKAMI.COM dan WWW.REDAKSIKATAKAMI.WORDPRESS.COM

JAKARTA 12/4/2009  (KATAKAMI)  Pernahkah anda mendengar istilah GARONG ? Kami sendiri samar-samar pernah mendengar istilah ini yaitu menggambarkan kecenderungan tentang sebuah perbuatan yang merampas atau merampok HAK KEPEMILIKAN orang lain.

Tapi belakangan istilah GARONG ini lebih populer setelah sebuah lagu dangdut diciptakan dengan judul SI KUCING GARONG :

Kelakuan si kucing garong
Ora kena ndeleng sing mlesnong
Main sikat main embat
Apa sing liwat

Kelakuan si kucing garong
Selalu ngulati sasaran
Asal ndeleng pepesan
Wajah bringasan

Iku contoe wang lanang
Sing sifate kaya kucing garong
Awas kudu ngati-ati
Yen kucing garong lagi beraksi

Aksi Unjuk Rasa Di Thailand Yang Membuat KTT ASEAN Dibatalkan (Foto : Situs Resmi Radio BBC London)Aksi Unjuk Rasa di Thailand yang menyebabkan KTT ASEAN Dibatalkan (Foto : Situs Radio BBC London)

Mari kita arahkan perhatian ke Thailand.

Tiada hari tanpa demo dan tiada hari tanpa menjatuhkan Pimpinan disana. Patut dapat diduga, proses kudeta seakan menjadi sebuah tren yang diakomodir oleh Thailand untuk menurunkan seorang Pemimpin yang tidak disukai lagi oleh Keluarga Kerajaan.

Sehingga ketika diseluruh dunia, proses KUDETA justru dikecam dan dihindari karena melanggar konstitusi dan naiknya seorang Pemimpin akan berutang pada sejarah karena dinilai tidak KONSTITUSIONAL.

Tetapi di Thailand, faktor LIKE & DISLIKE dari Keluarga Kerajaan akan sangat menentukan dan bersifat MUTLAK Untuk dituruti.

Itu sebabnya, jika patut dapat diduga MILITER THAILAND menjadi otak pelaku dari sebuah proses KUDETA misalnya, maka kalangan militer ini bisa dengan seenaknya melakukan pelengseran terhadap seorang pemimpin. Monarki di Thailand dominan menguasai sistem pemerintahan sampai kepada hal yang paling teknis.

Memang, tidak akan ada pernyataan resmi dari Keluarga Kerajaan Thailand tentang masih direstui atau sudah tidak direstuinya seorang Pemimpin yang sedang berkuasa. Indikasinya hanya dapat dilihat dari turun atau tidaknya MILITER dalam menangani permasalahan.

Aksi unjuk rasa di Thailand yang membuat KTT ASEAN dibatalkan (Foto Situs Radio VOA)

Hikmah yang dapat ditarik dari sikon atau situasi dan kondisi di THAILAND adalah dengarkanlah dan hargai selalu SUARA RAKYAT.

Kita bukan menganut SISTEM MONARKI atau KERAJAAN.

Sehingga, baik TNI / POLRI harus sangat sungguh-sungguh menjaga jatidiri mereka untuk selalu berpihak kepada RAKYAT.

TNI / POLRITNI / POLRI 

Apa yang terbaik buat rakyat, maka itulah yang terbaik untuk TNI / POLRI.

Apa yang memang terbanyak disuarakan dan diinginkan rakyat, maka itulah yang harus didukung dan dijaga prosesnya oleh TNI / POLRI.

Ini zaman canggih sehingga patut dapat diduga semua kecanggihan itu bisa dilakukan untuk menghalalkan segala cara agar meraih kemenangan dan kepastian untuk melenggang ke puncak kekuasaan.

Zaman ini juga banyak disindir sebagai zaman edan sehingga patut dapat diduga banyak orang yang sudah jadi pemimpin EDAN.

Ketua Umum Partai HANURA WirantoWiranto Ketua Umum Partai Hanura Nomor Urut 1

Dalam sebuah orasinya saat menggelar kampanye di wilayah Jawa Tengah, Ketua Umum DPP Partai Hanura WIRANTO mengatakan bahwa rakyat Indonesia harus menyadari bahwa sekarang ini INDONESIA sudah kehilangan rasa cinta yang sejati.

Terutama rasa cinta dari Pemimpin kepada rakyatnya.

Sehingga, kata WIRANTO, hendaklah rakyat teguh bersikap untuk tidak memilih pemimpin yang EDAN.

Betapa malunya kita sebagai sebuah bangsa, disaat pihak tertentu gegap gempita merayakan “bayangan atau siluet” kemenangan (yang sebenarnya patut dapat diduga penuh kecurangan), media asing mulai satu persatu memberitakan bahwa PEMILU LEGISLATIF 2009 di Indonesia penuh kecurangan dan diragukan keabsahannya.

Radio ABC Australia misalnya, hari Minggu (12/4/2009) ini menyiarkan sebuah berita bahwa lebih dari 400 pengaduan disampaikan kepada Bawaslu atau Badan Pengawasan Pemilu tentang adanya berbagai faktor kecurangan dalam PEMILU LEGISLATIF 2009 di berbagai tempat.

Tak pernah ada pelaksanaan PEMILU yang sekacau ini. Benar-benar sangat memalukan.

Ditambah lagi, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum apa-apa sudah datang MENGHADAP Presiden SBY di TPS tempat kepala negara memberikan hak suaranya.

Apa-apaan itu ?

Janganlah terlalu yakin bahwa rakyat ini bisa dikelabui. Janganlah terlalu yakin bahwa serapi apapun dalam menutupi segala ketidak-jujuran yang patut dapat diduga berupa kecurangan, kelicikan dan kejahatan teknologi dalam PEMILU LEGISLATIF 2009.

Tak usah malu kalau memang pada faktanya ada pihak tertentu yang kalah dan secara riil di lapangan memang tak bisa lagi didongkrak posisinya. Kecuali, jika patut dapat diduga disusupkan kejahatan teknologi tingkat tinggi yang membuat seolah-olah perolehan suara sangat DOMINAN dan MEROKET ke angkasa.

Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali waktu akan terjatuh juga. Pepatah inipun akan sangat berlaku dalam proses demokratisasi di Indonesia.

VOX POPULI VOX DEI

Vox Populi Vox Dei. Suara rakyat adalah suara Tuhan.

Inilah kesejatian dari sebuah demokrasi. Hargai pilihan mayoritas dari rakyat Indonesia. Kalau memang sudah tak populer, janganlah memaksakan diri. Kalau memang sudah sangat banyak kelemahan dan kebijakan yang menyengsarakan rakyat, janganlah memaksakan diri.

Dan, jangan ditiru yang justru salah kaprah untuk menjadi impelementasi dari sebuah proses demokrasi.

Harusnya menghormati prinsip “Vox Populi Vox Dei” tadi, tetapi yang ditiru malah gaya legendaris pemain sepak bola Argentina yaitu Diego Armando Maradona.

Gol kontroversial Maradona dalam sebuah Piala Dunia tahun 1986 nyata-nyata menyentuh tangan tetapi itu baru ketahuan belakangan. Sementara Maradona menyebut gol kecurangan itu sebagai Gol dari hasil bantuan TANGAN TUHAN.

Kalau dalam judul tulisan ini kami mencantumkan nama negara ITALIA, semata-mata karena ada hikmah yang baik untuk ditiru oleh siapapun PEMIMPIN di negara ini.

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi misalnya, merelakan 4 buah vila milik pribadinya untuk dipinjamkan menjadi tempat tumpangan sebagian korban gempa bumi di Italia Selatan.

Paus Benediktus Ke-16 menyampaikan penghargaan pada RAKYAT ITALIA yg menunjukkan rasa persatuan kuat

Paus Benediktus Ke-16 sebagai Pimpinan Tertinggi Gereja Katolik Sedunia justru terperanjat dalam konotasi yang sangat positif dan penuh haru.

Bagaimana tidak terharu ? Beliau saja belum secara cepat datang lokasi (para pembantunya saat ini sudah menjadwalkan kunjungan PAUS BENEDIKTUS ke lokasi untuk menghibur para korban dan keluarganya, tetapi yang didengar kabarnya oleh PAUS BENEDIKTUS adalah hebatnya perhatian dari sesama rakyat Italia kepada korban gempa bumi itu.

Tetapi dari semua tayangan media massa dan laporan yang barangkali diterima secara detail oleh PAUS BENEDIKTUS, betapa heroiknya upaya dari seluruh rakyat Italia untuk bahu membahu memberikan perhatian dan pertolongan.

It’s amazing.

Korban Gempa Bumi Di L'Aquila Italia Selatan, peti mati kecil utk jenazah bayi (Situs Radio BBC)Pemakaman ratusan korban gempa bumi di L'Aquila Italia Selatan

Seperti sebuah keajaiban. Gempa bumi yang selama ini sangat jarang dan nyaris tidak pernah terjadi di Italia, justru bisa terjadi. Dan yang menjadi sebuah keajaiban atau MIRACLE adalah musibah ini menjadi fokus perhatian sesama anak bangsa mereka untuk saling berbagi.

Gempa bumi itu terjadi di sebuah kota kecil yang tak terlalu terkenal yaitu di L’Aquila.

Italia memiliki titik daerah yang sangat dikenal di seluruh dunia, selain kota Roma tentunya. Terkenal bagi kalangan umat Katolik di seluruh dunia sebab poros dan mayoritas gerakan penyebaran agama Katolik ada di Italia. Sehingga, beberapa tempat yang menjadi tanah kelahiran atau tempat dimakamkannya Orang-Orang Suci atau yang dikenal dengan istilah SANTO & SANTA akan menjadi tempat yang sangat terkenal.

Sebutlah misalnya Asisi sebagai tempat asal Santo Fransiskus Dan Santa Klara dari Asisi. Lalu ada Padua, tempat yang menjadi asal dari Santo Antonius dari Padua. Dan masih banyak lagi. Dari Aquila juga ada sebenarnya Orang Kudus (Santo / Santa) tapi wilayah ini tidak seterkenal wilayah lainnya di Italia yang menjadi tujuan bagi para peziarah (Umat Katolik) yang datang dari seluruh dunia.

Dari perjalanan waktu dalam setahun yaitu dari Januari sampai Desember, bulan yang paling rawan bagi kaum lansia di Italia adalah bulan Agustus-September. Sebab pada bulan-bulan itu, Italia memasuki musim panas dan pasti kalangan LANSIA disana tidak akan kuat dengan suhu yang sangat panas.

Sehingga, setiap memasuki musim panas akan sangat banyak sekali kalangan LANSIA yang meninggal dunia. Dan ini sudah dimaklumi oleh para Pastor disana sebab mereka akan sangat sibuk untuk memimpin misa requiem atau misa arwah untuk mengantar orang mati ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Yang mau disampaikan disini adalah PARA PEMIMPIN (terutama yang sedang memimpin) di negara kita ini agar secara sungguh-sungguh memberikan atensi dan merelakan apa yang bisa ia berikan secara “ALL OUT” untuk kepentingan rakyatnya.

Lihatlah bagaimana Perdana Menteri Italia meminjamkan seluruh vila pribadi yang dimilikinya untuk menjadi tumpangan para korban.

Bayangkan kalau itu terjadi di Indonesia, apakah ada yang mau seperti itu ? Jangankan meminjamkan vila pribadi, untuk mengakui bahwa harta para PEMIMPIN sangat “menggunung” saja, patut dapat diduga tidak akan ada yang mau mengakui bahwa mereka punya harta gono gini yang hebring.

Lihatlah bagaimana cepat, cekatan dan rapinya pejabat lokal di L’Aquila (Italia Selatan) dalam mengurusi para korban. Mereka memperlakukan para korban itu dengan sangat baik. Entah itu mayat orang dewasa atau bayi sekalipun.

Ada kepedulian dan toleransi yang kuat sekali. Mereka memahami betapa pedih dan sakitnya rasa kehilangan yang sangat dalam bagi keluarga korban. Sehingga, tidak ada keluarga korban yang harus histeris dan panik berlebihan saat ada anggota keluarga mereka yang “hilang” dalam sebuah musibah (sementara korban tewas lain sudah ditemukan misalnya).

 Ilustrasi gambar : Pesawat Fokker 27 jatuh di Bandung sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009

 

PEMIMPIN, diharapkan secara jujur, tulus dan sungguh-sungguh mengurusi rakyatnya.

PEMIMPIN, diharapkan secara kuat dan hebat melakukan apapun yang terbaik untuk membahagiakan dan mengurangi beban penderitaan RAKYATNYA.

Bukan untuk menambahkan beban si rakyat. Bukan untuk membuat si rakyat menjadi bertambah miskin, susah dan sengsara. Tetapi semua potret kemelaratan itu tidak digubris dan yang diklaim malah KEBERHASILAN YANG SEMPURNA.

Lihatlah dengan hati yang jernih dan kedua bola mata yang terang seterang-terangnya, pengalaman yang dihadapi oleh negara-negara lain.

THAILAND dengan segala kepongahan yang mengakomodir sikap otoriter monarki yang seenaknya saja mau menurunkan pemimpin manapun yang sudah tidak disukai.

Biarpun itu RAJA yang menitahkan, rakyat tetaplah kekuatan akar rumput yang tak akan pernah bisa dibungkam oleh kecurangan dan kekerasan. Sesaat bisa diredam tetapi akan muncul gelombang perlawanan yang mengerikan.

Lalu nanti, antar pendukung giliran berunjuk rasa dalam jumlah yang luar biasa banyaknya.

aksi unjuk rasa mahasiswa tahun 1998

INDONESIA juga pernah punya pengalaman aksi unjuk rasa yang sangat besar yaitu pada era tahun 1998. Era dimana kekuatan dan kemapanan dari kekuasaan yang dipegang oleh pemerintahan Presiden Soeharto (Pak Harto) dipatahkan secara total oleh barisan mahasiswa.

Mahasiswa yang berjuang, sekarang yang menikmati justru PEMIMPIN tertentu yang mengulangi gaya Pak Harto yaitu masa kekuasaannya harus terus beranak alias bertambah lama.

Yang sialnya lagi, mahasiswa berjuang untuk sebuah era reformasi bagi INDONESIA tetapi patut dapat diduga sudah mulai melenceng kemana-mana sehingga gaya KUCING GARONG mulai tampak indikasinya.

Gaya KUCING GARONG yang seperti apa ?

Apa bukan KUCING GARONG namanya kalau mayoritas rakyat INDONESIA ini dalam kurung waktu 5 tahun terakhir justru semakin terjun payung kehidupannya alias menukik ke bawah karena semua serba menyakitkan, menyulitkan dan menyengsarakan ?

Lalu, kok bisa ada yang merasa hebat sekali mengklaim bahwa caranya memimpin adalah cara yang paling SEMPURNA dengan hasil yang juga diklaim sangat SEMPURNA membahagiakan rakyat Indonesia ?

Apa bukan KUCING GARONG namanya kalau patut dapat diduga ada PERAMPASAN HAK orang lain dalam penyelenggaraan PEMILU LEGISLATIF 2009 ?

Yang baru ketahuan dan diadukan sudah mencapai 400 kasus !

Dan itu belum masuk ke tingkat yang paling spektakuler karena di tingkat spektrakuler inilah patut dapat diduga ada kecurangan dan kejahatan teknologi yang MERAMPAS HAK SUARA partai politik tertentu.

Janganlah gelap mata bagi pihak manapun yang haus akan kekuasaan dan kesetanan untuk terus mau bertahan dalam singgasananya.

Ya, setan atau iblis akan selalu memberikan pengaruh sangat buruk bagi hati dan pikiran manusia.

Sudah dengan gagah berani barisan MAHASISWA memperjuangkan reformasi tahun 1998 lalu tetapi potret demokratisasi di Indonesia justru semakin buruk.

Malu dong sama mahasiswa !

Malu dong sama rakyat Indonesia !

Megawati Soekarnoputri. PDIP-kah yang patut dapat diduga sebagai PEMENANG Pemilu Legislatif 2009 ?Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla

Berlakulah jujur dan adil !

Kalau memang benar, siap menang dan siap kalah. Buktikan kesiapan itu. Jangan cuma ingin menang dan menang dan menang dan terus mau menang, sehingga pada akhirnya akan menyamai masa kekuasaan Almarhum Pak Harto selama 32 tahun.

Megawati Ketua Umum PDI Perjuangan Nomor Urut 28Megawati Soekarnoputri

Berikan kemenangan itu kepada pihak yang patut dapat diduga memang BERHAK menerima kemenangan tersebut. Jangan dirampas HAK KEMENANGAN itu.

Berikan suara kepada pihak yang patut dapat diduga menjadi pihak yang PALING BERHAK Menerima suara yang diberikan rakyat pemilihnya. Jangan dirampas HAK SUARA itu.

Dalam situasi dan kondisi yang serba SEMERAWUT seperti ini maka kemenangan yang diklaim oleh siapapun juga pada PEMILU LEGISLATIF 2009 ini, patut dapat diduga adalah KEMENANGAN yang diragukan keabsahannya – seperti berita yang disiarkan oleh RADIO ABC Australia -.

TNI / POLRI hendaklah jeli dan sangat kuat berpihak pada rakyat Indonesia. Cermati semua perkembangan situasi yang ada. Apa yang terbaik untuk rakyat, maka ingatlah selalu bahwa itulah yang terbaik bagi TNI / POLRI.

Jenderal Sutanto & Jenderal BHD sama-sama tertunduk dan melangkah seusai SERTIJAB (Oktober 2008)

Jangan tinggalkan rakyat Indonesia dalam situasi dan kondisi yang sarat dengan ketidak-adilan, kesedihan, kepedihan, kemelaratan dan kesengsaraannya.

Beradalah di tengah rakyat Indonesia, bagi TNI / POLRI, dalam susah dan senang, dalam untung dan malang, dan dalam semua perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bela yang benar. Dan bantulah yang memang diperlalukan sangat tidak adil, tidak jujur dan penuh kezaliman sangat merobek-robek nilai kemanusiaan.

(MS)

myspace comments

katakami THANKS

Iklan KATAKAMI

 

ilustration pictureilustration picture